Powered By Blogger

Kamis, 15 April 2010

GODZILLA: SEJARAH PERJALANAN SANG KADAL RAKSASA

Film. Kita semua pasti pernah melihat hal yang satu ini. Sama seperti musik, film telah menjadi bagian dari kehidupan setiap orang. Realita masyarakat yang ada di sekitar kita pun dapat digambarkan oleh film, baik secara nyata (tanpa rekayasa), atau dengan beberapa pemutarbalikan fakta. Tujuan pembuatan film pun bermacam-macam. Ada yang ditujukan untuk kepentingan hiburan semata, namun ada film yang mempunyai berbagai macam kepentingan disamping kepentingan hiburan, misalkan kepentingan propaganda. Film pun terdiri dari berbagai macam unsur, diantaranya adalah spesial efek. Kali ini, saya akan membahas film spesial efek yang berasal dari Negara Jepang. Dalam hal film spesial efek, Jepang mempunyai peran yang cukup besar dalam melahirkan berbagai macam karya film spesial efek, bahkan hingga mempunyai fans di seluruh dunia. Film spesial efek yang berasal dari Negara Jepang biasa disebut dengan istilah ”tokusatsu”.

Tokusatsu (tokusou shatsuei=spesial effect) adalah sebuah istilah yang umum digunakan untuk menyebutkan film-film dengan spesial efek buatan negeri Sakura tersebut. Film tokusatsu sendiri, menurut wikipedia.org, berasal dari seni pertunjukan Kabuki dan Bunraku, dimana kedua pertunjukan tradisional tersebut mempunyai unsur yang menjadi ciri khas tokusatsu, yaitu adegan bertarung dan spesial efek. Film tokusatsu terdiri dari berbagai jenis, seperti monster (kaiju), Kyodai Hero (Superhero berbadan besar), dan sebagainya. Dari berbagai jenis film tokusatsu tersebut, kaiju lah yang mempunyai andil yang besar dalam perkembangan film tokusatsu di Jepang. Dari sekian banyak kaiju yang ada di Jepang, Godzilla adalah kaiju yang sangat mempunyai nama, baik di dalam negeri maupun luar negeri Jepang. Sebenarnya, apa yang membuat monster yang menyerupai dinosaurus ini begitu terkenal, hingga muncul banyak versi? Lalu, bagaimanakah sejarah film kaiju ini dibuat? Paper ini bertujuan untuk mengajak anda menyelami lebih jauh lagi lautan "tempat hidup" sang kadal raksasa buatan Toho ini.

I. KAIJU: GODZILLA


Film tokusatsu memulai pergerakannya pada sekitar dekade 50 an, dengan munculnya film monster yang hingga sekarang masih dikenal oleh masyarakat luas, yaitu Godzilla. Monster fantasi buatan Tomoyuki Tanaka yang dinaungi oleh rumah produksi Toho ini berhasil menyedot perhatian para penggemar film fantasi di seluruh dunia hingga beberapa dekade. Bahkan, Godzilla juga dibuat sampai beberapa sekuel, termasuk film Godzilla buatan Hollywood pada tahun 1998. Bila dilihat dari unsur sejarah, Godzilla mempunyai perjalanan yang sangat panjang dan unik. Misalnya, nama Godzilla, ternyata mengambil dari dua ekor hewan yang menurut Tomoyuki melambangkan kekuatan dan tempat hidup sang raksasa tersebut. Adapun kedua hewan tersebut adalah gorilla dan kujira (paus) (http://en.wikipedia.org/wiki/Godzilla). Dalam hal pengucapan, ada perbedaan cara yang dilakukan oleh orang barat dan Jepang. Orang Jepang biasa menyebut makhluk ini dengan sebutan "gojira". Namun, orang barat cenderung seolah-olah "mendewakan" makhluk ini dengan menyebutnya sebagai [gɑd'zɪlə]. Suku kata pertama diucapkan "god" yang mempunyai arti dewa. Hal ini mungkin disebabkan masyarakat barat menganggap makhluk raksasa fiksi ini sama hebatnya dengan King Kong, makhluk raksasa yang sebelumnya telah mereka kenal.




Bentuk monster Godzilla dari masa ke masa (en.wikipedia.org/godzilla)

Godzilla memulai aksinya pada film pertamanya tahun 1954. Haruo Nakajima pun mulai membangkitkan semangat penghancuran pada monster kadal ini dengan berperan sebagai suit actor. Kisah Godzilla generasi pertama ini bermula saat kapal "Eiko Maru" yang sedang berlayar di sekitar pulau Odo diserang oleh sebuah kilatan cahaya dan tenggelam. Sejak saat itu, seluruh penduduk Jepang, mulai dari ilmuwan, tentara, bahkan rakyat sipil pun berusaha menguak keberadaan kilatan cahaya misterius yang ternyata berasal dari Godzilla. Dalam film pertamanya, Godzilla berhasil meraih angka penjualan tiket sebanyak 9.160.000 buah dan meraup keuntungan sebesar 152 juta Yen.

Namun, dibalik kesuksesan film Godzilla pertama ini, terdapat sebuah isu yang cukup heboh berkaitan dengan film ini. Film ini dianggap membeberkan penderitaan Bangsa Jepang pasca Perang Dunia II, terutama peristiwa pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki. Seperti yang kita tahu, Godzilla adalah makhluk sebangsa kadal yang menjadi buas akibat pengaruh dari radiasi nuklir. Dia juga melakukan aksi penghancuran kota hingga mengakibatkan korban tewas dan kerusakan infrastruktur yang tak bisa dihitung jumlahnya. Inilah scene yang dianggap oleh banyak kritikus film, baik yang berasal dari Jepang maupun luar Jepang, sebagai pencerminan kekalahan Jepang pada Perang Dunia II.

Walaupun film ini dihantui isu yang menyertai perjalanannya, Godzilla tetap mendapatkan berbagai macam pujian, khususnya di kalangan penggemar film yang bertema monster. Bahkan, film Godzilla dibuat hingga banyak sekuel. Selain itu, Toho juga memadukan Godzilla beserta monster-monster yang lain untuk menciptakan sebuah ketegangan baru. Adapun monster-monster tersebut adalah Gamera, Mothra, dan King Ghidorah dimana mereka juga memiliki film tersendiri.

II. GODZILLA DI AMERIKA SERIKAT

A. Godzilla Buatan Marvel

Anda pasti mengira Godzilla versi Amerika Serikat pertama kali muncul pada film Godzilla buatan Hollywood tahun 1998. Tidak. Jauh sebelum tahun 1998, sekitar tahun 70 an, Marvel telah mengeluarkan komik yang mempunyai tokoh utama Godzilla. Marvel mendapatkan lisensi dari Toho untuk membuat versi Amerika dari Godzilla dengan syarat-syarat tertentu. Salah satu syarat utamanya adalah bentuk karakter dari Godzilla harus benar-benar berbeda dari Godzilla ciptaan Toho. Maka tidak heran bila bentuk Godzilla ciptaan Marvel, dimana komiknya berjudul ”Godzilla, King of Monster”, memiliki perbedaan yang cukup menyolok bila dibandingkan Godzilla ciptaan Toho. Bentuk tubuh Godzilla buatan Marvel cenderung lebih berisi, dan lebih ”gemuk” bila dibandingkan dengan Godzilla-nya Toho. Bahkan, bisa dibilang bentuk Godzilla ini lebih mirip T-Rex. Selain itu, senjata utama Godzilla Amerika bukanlah sinar laser berradiasi yang berasal dari punggungnya (atomic ray), melainkan semburan api mirip naga yang berasal dari Eropa.

Itu tadi perbedaan bentuk tubuh Godzilla Amerika dibandingkan dengan Godzilla Jepang. Dari segi cerita, ternyata Godzilla Amerika juga tak bisa lepas dari pengaruh budaya lokal. Dalam beberapa komiknya, Godzilla bertemu dengan tokoh superhero tenar buatan Marvel, seperti Fantasic Four, the Avenger, dan S.H.I.E.L.D.

Berikut adalah contoh kover depan komik Godzilla ciptaan Marvel:




Seperti yang anda bisa lihat pada komik sebelah kiri anda, tampak Godzilla sedang mengeluarkan senjata utamanya, yaitu semburan api yang berasal dari mulutnya. Ada yang menarik bila kita lihat kover komik Godzilla sebelah kanan anda. Selain menampilkan Godzilla sebagai tokoh utama, kover tersebut juga menampilkan beberapa superhero asli buatan Marvel seperti Iron Man dan Thor. Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, tampak bahwa para superhero tersebut sedang menyusun suatu rencana untuk mengalahkan Godzilla sang penghancur kota.

B. Godzilla Buatan Hollywood




Godzilla tahun 1998 buatan Hollywood

Saya yakin, anda pasti sudah tidak asing lagi dengan film Godzilla buatan Hollywood ini. Sama seperti Godzilla karya Marvel, bentuk Godzilla buatan Hollywood mengalami beberapa perubahan yang bisa dikatakan sangat drastis-jauh lebih drastis dibandingkan Godzilla buatan Marvel yang notabene adalah juga merupakan hasil remake. Kalau Godzilla buatan Jepang bentuknya cenderung gemuk dan berotot, Godzilla karya Hollywood ini mempunyai bentuk tubuh yang lebih slim atau kurus. Selain itu Patrick Tatopolous, sang designer Godzilla, menambahkan kelebihan dari Godzilla ini. Adapun kelebihan tersebut adalah kemampuan berlari dengan sangat cepat. Maka tak heran bila setiap kali kita melihat setiap gerakan Godzilla tersebut, tampak monster tersebut berlari dengan sangat cepat, walaupun ia memiliki tubuh yang sangat besar. Cukup aneh memang, namun Godzilla dengan karakteristik seperti ini mampu meraih keuntungan bahkan menembus pasar internasional dengan jumlah keuntungan bersih sekitar US$379.014.294.

Meskipun film ini meraih keuntungan yang sangat fantastis, bukan berarti Godzilla versi remake ini bebas dari kritikan. Beberapa kritikus film memberi label buruk pada film ini. Salah satu titik kelemahan film ini adalah penggunaan motion capture yang dinilai kurang sempurna. Walaupun penggunaan motion capture untuk karakter Godzilla ini sudah dikerjakan dengan maksimal, hasilnya tetap saja nampak seperti orang yang mengenakan kostum.

III. KESIMPULAN

Godzilla adalah tonggak lahirnya karakter-karakter kaiju yang lain, seperti Gamera, Mothra, dan lain-lain. Film ini bisa dibilang sangat fantastis, dan bersejarah. Walaupun pada awal kemunculannya sempat dianggap menjatuhkan martabat bangsa Jepang yang waktu itu sedang kalah perang, namun film Godzilla ini tetap mendapatkan tempat di hati para penggemarnya di seluruh dunia. Bahkan, berbagai macam versi Godzilla pun lahir, seperti Mecha Godzilla dan Godzilla versi Amerika Serikat.

Memang, saat ini Toho tengah menghentikan sekuel dari film Godzilla. Film Godzilla paling akhir dibuat tahun 2004, dengan judul Godzilla: Final Wars. Namun, pihak Toho mengatakan bahwa film Godzilla akan kembali hadir pada tahun 2013. Mengapa demikian lama? Pihak produser Toho beralasan bahwa mereka sedang menanti generasi baru penggemar film kaiju. Dengan demikian, mereka bisa membuat ide-ide cerita yang jauh lebih segar dan beda daripada biasanya. (http://giantmonsters.blogspot.com/2005/08/godzilla-return-scheduled-for-2013.html).

Sumber:

-(http://en.wikipedia.org/Godzilla).

-(http://giantmonsters.blogspot.com/2005/08/godzilla-return-scheduled-for-2013.html).

-(http://en.wikipedia.org/godzilla(_1954_film)

-(http://en.wikipedia.org/

-(http://giantmonstersattack.blogspot.com/2008/06/book-review-essential-godzilla.html).

-(http://en.wikipedia.org/wiki/Godzilla_(1998_film))

-(http://giantmonsters.blogspot.com/2007/03/godzillas-storytelling-engine.html)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar