Powered By Blogger

Kamis, 28 Februari 2013

Racing Simulation = Life Simulation


This is Your Hope!




Halo semua...
            Udah lama banget aku ga mencurahkan pikiran dan pengalamanku lewat tulisan ini. Yah, bisa dibilang agak males, karena beberapa hal seperti ngurusi hari pertama kerja, dan sebagainya :p Syukurlah, kali ini sepertinya aku kembali masuk ke industri kreatif untuk yang kedua kalinya, video game developer. Sebagai game designer, mau ga mau aku harus memahami berbagai macam karakteristik genre video game yang sudah ada sebelumnya, terus ngembangin sebuah konsep dasar permainan.
            Untuk mengisi kepenatan setelah bekerja, aku kembali menyelami permainan racing sim rFactor. Entah bisikan dari mana, aku tertarik untuk join race online yang diadain sama IndoWebHost Kreasi sama Komunitas Balap Online. Sejauh ini sih sebenernya baru dua kali ikut race. Dan yah..namanya juga pemula, pasti masih ada cacat sana sini; debut balapan ga finish, terus race ke dua cuma P7. Tapi, entah kenapa aku jauh ngerasa lebih puas daripada finish P1 tapi cuma lawan AI.
            Well, sebenernya esensi dari balapan online itu menurutku sama persis dengan esensi kehidupan manusia pada umumnya (weee...seriusmode.jpg). Sebuah sirkuit merupakan pencerminan dari sebuah harapan maupun mimpi setiap individu. Hampir setiap pembalap tentu ingin menjadi yang tercepat di sirkuit tersebut. Untuk meraihnya, mau tidak mau mereka harus menaklukan semua tikungan yang ada. Tikungan-tikungan yang ada di sirkuit merupakan tantangan-tantangan kehidupan yang harus dilalui setiap manusia demi tercapainya sebuah kesuksesan. Dalam sebuah balapan, terlebih-lebih kelas world grand prix, para rival seorang pembalap tentu memiliki pengalaman yang sama tinggi, bahkan lebih tinggi daripada pembalap tersebut. Hal yang sama persis juga kita rasakan ketika banyaknya orang lain yang juga ingin meraih harapan/ mimpi tersebut.
            Masing-masing pembalap memilik gaya mengemudi/ mengendarai tersendiri ketika melibas setiap tikungan yang ada. Setingan masing-masing tunggangan pun juga hampir mustahil untuk bisa sama persis. Manusia pun juga demikian, mereka punya masing-masing cara untuk berjuang dalam kehidupannya. Ketika sama-sama ingin meraih sebuah harapan, mungkin manusia A unggul dalam hal pengalaman dan materi dibanding dengan manusia B. Namun, bukan berarti juga manusia B tidak mempunyai kesempatan sama sekali untuk meraih hal tersebut. Selama dia mau belajar dan menimba pengalaman lebih banyak, aku yakin B bisa mengungguli A suatu saat nanti.
            Tak jarang juga, ketatnya persaingan antar pembalap menyebabkan terjadinya senggolan antar pembalap ketika sedang terjadi aksi saling menyusul di lintasan balap. Sayangnya, senggolan tersebut bisa berarti sebuah pelanggaran, bisa juga bukan, tergantung dari keputusan steward terhadap insiden tersebut. Ketika katakan, seseorang ingin menjadi kaya, ada yang menggunakan cara-cara kurang terpuji, misal merampas harta orang lain atau korupsi. Namun, kejahatan yang mereka lakukan sering tidak mendapat hukuman yang setimpal.
            Ketika seorang pembalap bisa menaklukkan sebuah sirkuit dan unggul atas lawan-lawannya setelah berjuang dengan keras, tentu P1 adalah hadiahnya. Selain itu, reputasinya dimata pembalap dan aktivis balap lainnya tentu akan meningkat. Sensasi tersebut sepertinya sama ketika kamu berhasil mendapatkan apa yang kamu impikan setelah berjuang dengan baik. Tapi, namanya juga balapan tentu "harus ada" yang mengisi P2-P terakhir sendiri. Apakah mereka lantas layak dicap sebagai pembalap buruk? NO WAY! Masih banyak sirkuit-sirkuit dan musim-musim lainnya yang menunggu mereka. Atau katakan kalau sudah tidak betah di satu ajang balapan, masih ada kesempatan untuk menjadi jawara di ajang lainnya. Yah, seperti itulah lika liku kehidupan. Kalau kita berhasil, syukuri dan minimal pertahankan pencapaian. Kalau gagal meraih sesuatu yang diinginkan pun, pasti kamu masih dapat hal lainnya seperti pengalaman baru atau mungkin sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang kamu perjuangkan sekarang. Ketika seseorang memutuskan untuk memperjuangkan hal lainnya pun, sebenarnya itu bukanlah menjadi masalah, selama dia benar-benar mempertimbangkan baik buruknya keputusan tersebut, baik bagi dirinya maupun orang lain. Tetap saja, kunci dari itu semua adalah, sama seperti menguasai sebuah tunggangan; KEEP TRYING AND IMPROVING.
            Yah...kurang lebih seperti itulah filosofi balap simulasi (sebenarnya kejuaraan balap beneran pun juga seperti ini). Mungkin masih banyak aspek yang belum masuk, tapi garis besarnya aku rasa udah tertuang semua di sini. Whether you're petrol head or not, just remember that this life's struggle is actually quite challenging, just like when a driver races his other rivals in a Grand Prix Championship!