Powered By Blogger

Minggu, 16 Maret 2014

Melepaskan Lelah...(Part I)


Evening, all!

Pernah gak kalian ngerasain sebuah pengalaman yang bikin kalian terkagum-kagum, sampai-sampai segala macam penat yang dialami sebelumnya tu ilang gitu aja? Minggu kemarin, aku baru aja ngalamin hal itu. Thanks to my friend, Indah Febbriani aka Nyoro, I saw something that's quite rare to see in the metropolis like Jakarta. Aku sendiri masih heran, ada ya tempat macam Kepulauan Seribu di Jakarta? (lol, maklum orang rumahan yang sedang berusaha melihat dunia :malu:)




Pagi-pagi buta aku udah sampai di Stasiun KRL Pondok Jati buat nunggu kereta. Begitu kereta dateng, langsung aku melenggang ke dalam salah satu gerbong. Padahal masih pagi-pagi buta, tapi udah banyak aja orang yang naik kereta. Hari Sabtu pulak. Pada mau kemana sih? (abaikan)

Jugijagijugijagijug


Sialnya, gara-gara belum kencing, terpaksa aku turun di Senen dan nunggu kereta berikutnya yang ke arah Duri! Telat nih! Untungnya sih mas korlab nya mau sabar nungguin kami sampai di masjid dekat tempat pelelangan ikan. Jadi kami agak tenang meski harus gonta ganti angkot. (sekedar tips. Mending kalau ada temen yang punya mobil, you better ask your friend to drive to go there together! Sumpah susah bener harus gonta ganti angkot. Mana habis Rp. 15.000 pula buat sampai ke tempat pelelangan ikannya.)

Sampai di tempat, ternyata masih aja yang telat gitu. As expected Indonesian. Well, tak apa lah, yang penting molornya ga lama-lama amat #eh

Sekitar jam 9 pagi, kapal pun meninggalkan dermaga, menuju pulau pertama, yaitu Pulau Kelor!..



#bersambung

#lagimalesnulisajasihsebenernya






















Sabtu, 08 Maret 2014

Kerinduan Sepasang Bola Mata


 Dulu, sepasang bola mata cukup sering menyaksikan pemandangan serba hijau tersebut.

Terkadang, keduanya bosan dengan alam yang menyajikan kesejukan tiada tara anugerah Sang Maha Kuasa.


Kini, setelah keduanya terkekang dalam pilar-pilar penembus angkasa, rasa rindu pun semakin tak tertahankan untuk menikmati pemandangan serba hijau yang dulu mereka anggap membosankan.

Syukurlah, sepasang kekasih dapat kembali bercinta dengan nikmatnya, di tengah-tengah pemandangan yang tak mungkin ada di pilar-pilar simbol egoisme tersebut.

Sabtu, 01 Maret 2014

Tenggelam dalam Lautan Fiksi (Part I: Video Game)

Seberapa sering sih kita menikmati sebuah karya fiksi (bisa berwujud komik, novel, film, serial, atau video game) sampai-sampai kita ngerasa menjadi karakter utamanya? Kalau bisa sampai seperti itu, kita bakal betah berlama-lama menikmati setiap pengalaman atau sensasi yang ada. Aku pribadi juga pernah ngalamin hal kaya gitu, misalnya main sebuah judul game. Saking bagusnya gameplay dan ceritanya, sampai-sampai ga kerasa kalau waktu udah berlalu sekitar 5 jam semenjak pertama kali mulai menikmati (jarang-jarang aku bisa kek gitu :p). Kali ini, aku mau share beberapa judul game yang bisa menimbulkan efek immersion (bahasa manusianya, aku sebagai player bisa seolah-olah masuk ke dunia fiktif itu). Untuk tulisan pertama ini, aku bakal sebutin dari franchise secara keseluruhan atau beberapa judul saja yang kuanggap keren.

1. Metal Gear Series

Ga usah ditanya lagi kalau franchise buatan Hideo Kojima ini selalu mendapatkan pujian dari berbagai kalangan gamers. Unsur storyline, cinematic cutscene, easter egg, serta gameplaynya sudah memuaskan para fansnya. Aku sendiri kenal Metal Gear dari Metal Gear Solid, yang lalu diterusin dengan judul-judul lainnya (baik canon maupun spin-off) sampai yang terakhir, Metal Gear Rising. Hal-hal yang bikin aku tenggelam adalah cutscene dan berbagai macam misteri yang ada di setiap judulnya. 

2. Front Mission 3 

Buat yang ngefans sama tipikal JRPG klasik, mungkin kamu dulu pernah main Front Mission 3, entah berhenti di tengah jalan atau bahkan namatin kedua skenario. Meskipun kalah tenar sama FF VII dan VIII, Front Mission 3 mendapat respon positif di eranya (bahkan mungkin sampai sekarang). Aku berhasil ditenggelamkan oleh cara kita mengungkap berbagai misteri yang ada, yaitu lewat...internet! Fitur network yang ada di FM 3 tu selain bisa buat update berita-berita di FM 3 realm, kita juga bisa dapetin barang2, mulai dari wallpaper desktop, sampai....super wanzer! (ups spoiler)

3. Ace Combat 3 (Jap Version)

Kok cuma yang versi Jepang? Beberapa orang menganggap versi US dan Eropa benar-benar sebuah kegagalan. Narasi cerita yang ada di versi aslinya dihilangkan begitu saja oleh Namco. Karena penasaran, aku nyoba versi Jepangnya 2 tahun yang lalu. Emang bener, Ace Combat 3 versi Jepang ada cerita yang ga sekedar cerita! Sebagai AI (Artificial Intelligence), kamu disuruh untuk memilih salah satu kubu yang nantinya akan memiliki ending berbeda-beda. Caranya milih kubu pun lumayan unik; di bagian akhir dari beberapa misi, kamu bakal disuruh ngikuti jalur antar beberapa karakter yang berasal dari kubu berbeda. 

4. Ace Combat Zero

Feel yang didapat pas main Ace Combat Zero adalah real warfare. Padahal, setting negara dan angkatan bersenjatanya sama sekali ga ada di dunia nyata. Perpaduan antara keduanya plus cerita dan misi yang menegangkan berhasil bikin aku replay gamenya beberapa kali. 

5. Ghost Trick: Phantom Detective

Game yang dikembangkan oleh tim yang juga membuat Phoenix Wright ini sempat aku remehin. Soalnya jujur, puzzle is not quite my type. Tapi dugaanku salah total setelah ngikutin jalan cerita yang super epic, plus plot twist yang bener-bener ga disangka-sangka! The game itself is a must play!

6. Dishonored

Banyak jalan menuju Roma, banyak jalan pula untuk namatin sebuah misi di Dishonored. Game besutan Bethesda ini benar-benar mancing pemainnya buat eksplorasi setiap sudut ruangan. Selain melewati jalan yang berbeda, kamu juga bisa nyelesaiin semua misi dengan berbagai metode, dari yang paling aman (tidak membunuh sama sekali) sampai membunuh semua penjaga dan target yang ada. Semua fitur itulah yang bikin aku betah nongkrong berjam-jam di depan laptop. :>

7. Gran Turismo 2, rFactor, dan Racing Sim lainnya

Banyak orang tanya ke aku, apa sih asyiknya racing sim? Mau belok aja susah banget. Sebenarnya kalau mau latihan, racing sim tu ga kalah asyik sama arcade sim, lho. Aku sendiri mulai kenal dunia racing sim dari Gran Turismo 2, F1 Challenge, sama WSBK 2001. Dari situlah aku kenal judul-judul lainnya. Tantangan yang harus dihadapi pada kebanyakan racing sim adalah saat memasuki tikungan. Presisi titik pengereman dan saat menggerakkan kemudi dipadu dengan konsentrasi utuh sepanjang balapan bikin aku pribadi betah untuk menaklukkan sirkuit demi sirkuit.