Powered By Blogger

Minggu, 18 September 2011

Yang Terlupakan, dan Yang Dilupakan

Part III: Sebuah Rencana
Program Sukarelawan Bencana Gempa Bumi Jepang telah berjalan satu minggu. Selama itu pulalah, Umi dan Akira bekerja bersama dalam satu sub unit. Mereka bekerja di daerah Sendai, sedangkan Wataru dan adiknya, Sayaka satu kelompok ditempatkan di Tokyo. Tanpa sepengetahuan Sayaka, Wataru tetap berusaha menghubungi Akira dengan motif tentu saja untuk menanyakan kabar cewek yang juga satu fakultas dengan Sayaka.
Setelah beberapa lama Akira dan Umi bersama, hal yang tak diharapkan mulai muncul. Akira yang dahulu hanya berniat mendekati untuk tujuan menjodohkan, mulai merasa kalau Umi menyukai dirinya. Mengetahui hal ini, tentu Akira khawatir.
Di suatu malam yang sepi, saat semua rekan kerjanya beristirahat, Akira pun segera menghubungi Wataru.
"Wataru, aku punya kabar buruk..tentang cewek yang kamu sukai"
"Hah? Si Umi? Memang kenapa dia?"
"Aku punya firasat kalau dia ada rasa gitu sama aku."
"Ha? Kok gini? Aduh...ayo dong Akira! Lakukan apapun supaya dia ga suka ma kamu! Ya ya!"
"Ya..aku coba deh"
Pembicaraan handphone itu berakhir senyap, sama senyapnya dengan dinginnya malam yang merasuk ke tubuh Wataru. Ia terus memandang bulan purnama, seolah-olah bulan tersebut berkata bahwa usahanya kali ini sia-sia.
"Lho kok belum tidur kak? Nanti sakit lho..."
"Ah, belum ngantuk kok.."
Sayaka mempunyai firasat kalau kakaknya tersebut baru saja menghubungi temannya menanyakan kabar Umi. Hal itu terlihat jelas dari raut muka masam yang tersirat di wajahnya Untuk mencairkan suasana, adiknya tersebut membuatkan secangkir teh.
"Hem..hari yang melelahkan ya kak? Tadi seharusnya kamu bantu aku bawain peralatan korban di daerah Shinjuku!"
"Aduh sori. Tadi ada panggilan mendadak ke Meguro..."
"Ahahaha, ya sudahlah, untung tadi ada Yamazaki."
Nada tertawa itulah yang selalu menghiasi pembicaraan mereka berdua. Sayaka memang sangat susah marah dan kesal terhadap kakaknya tersebut. Meskipun nasihatnya sering diabaikan, namun ia tak pernah berkurang rasa sayangnya terhadap Wataru.
Ketika sedang duduk menikmati teh, tangan Wataru tiba tiba dipegang oleh Sayaka. Genggaman itu sangat keras, seolah-olah ingin berkata: "Jangan tinggalkan aku kak"
"Aduh, sakit tahu!"
"Maaf kak. Tapi aku lebih rela kamu yang sakit tanganmu, daripada kamu sakit hati gara-gara Umi. Cewek lain banyak kak!" Hem..keknya memang benar. Untuk saat ini, ga ada satu cewek pun yang mampu memahami perasaanmu selain AKU kak.Seandainya kamu bukan kakakku, mungkin aku udah jadi wanita yang bisa selalu ada di hatimu."
"HAH? Omong apa sih kamu?" Wataru keheranan dengan sikap adiknya tersebut.
"Ah, dasar ga peka kakak! HUUUUUUUUHH..Kak Wataru Jeleeeeeeeeeeeeeekkk!!!" Sayaka berlari menuju kamarnya.
"Hahaha, dasar orang aneh.."
Keesokan harinya, Wataru berusaha memancing-mancing Umi yang kini dikabarkan dekat dengan Akira lewat SMS. Semua itu bisa ia ketahui dari temannya Fujioka dan Ringo yang juga satu kelompok dengan mereka.
"Wah, keknya aku suka beneran deh ma Akira! Eh, dia udah punya cewek belum sih, Wataru?"
Hati Wataru merasa tidak enak mendengar pertanyaan itu. Mengapa Umi begitu tega berkata demikian? Apa dia sudah sedemikian tidak sukanya denganku? Firasat Wataru semakin tidak enak ketika ia memaksa Umi untuk berhenti menyukai Akira. Ia bahkan membohongi Umi dengan berkata bahwa masih ada wanita lain yang sedang diincar oleh Akira. Sayangnya, kebohongannya itu segera diketahui oleh Umi.
"Oke..terserah kamu Umi. Tapi satu hal yang pasti! Di hatiku ga ada cewek lain selain kamu!"
"OH GITU? Tapi sayangnya di hatiku ga ada cowok lain selain dia, Wataru. Aku udah negasin, KAMU TU BUKAN SIAPA SIAPAKU!"
"Oke darling..OKE!"
"Jangan panggil aku DARLING, YA??!!"
Percakapan tersebut berhenti. Kini, ia semakin menyesali tindakannya yang telah mengacuhkan Sayaka, orang yang paling ia percayai. Tak seharusnya ia membiarkan Akira mencomblangkan Umi dan dirinya.

1 komentar:

  1. hmmmm..... ikut d lombakan aja.. baguz og,, btw aku pensaran ma Sayaka itu sapa.. hagzzzz....

    BalasHapus