Powered By Blogger

Selasa, 24 Mei 2011

Konsol-Konsol Lama Tetap Hidup? (Bicara tentang Eksklusifitas)

Aku punya pemikiran...










Gimana ya kalau seandainya produsen konsol-konsol lama seperti Bandai, Panasonic, serta Sega tetap bertahan pada industri konsolnya?

Salah satu hal yang aku pikirkan (baru aja kepikiran) adalah, kita semakin susah memainkan video-video game yang notabene diproduksi oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Banyak game akan menjadi eksklusif untuk konsol-konsol "rumah" mereka.

Ya, kata eksklusivitas memang sangat menjengkelkan, apapun dan dimanapun itu tempatnya. Dalam video game, eksklusif berarti ya hanya bisa dimainkan di konsol-konsol tertentu. Kalau sekarang, contoh-contoh game eksklusif antara lain Gran Turismo, God of War, Ratchet and Clank, Uncharted, serta Resistance yang notabene semua game tersebut dibuat oleh anak perusahaan Sony Computer. Nintendo juga mempunyai game-game eksklusif seperti Mario Bros, Kirby, Metroid, Zelda, serta Pokemon yang ketenarannya sudah diakui di berbagai negara. Adanya game-game eksklusif tersebut juga membuat karakter-karakter game menjadi ikon dari konsol tersebut. Sonic selalu erat dengan Sega, begitu pula Mario dan Zelda yang menjadi ikon Nintendo.

Mario sampai saat ini memang masih eksklusif untuk Nintendo. Sonic pun demikian, namun itu terjadi di masa Sega masih memroduksi konsol. Ketika Sega memutuskan untuk mengentikan produksi konsol dan beralih ke pengembang game, Sonic pun "berlari" ke konsol-konsol lain seperti Xbox, PS2, dan Game Boy Advance. Hal sama juga terjadi pada ikon-ikon Sega lain seperti Virtua Fighter, Virtua Cop, Sega Rally, serta Crazy Taxi yang menjajah konsol lain semenjak kepergian Sega dari industri konsol. Sega tentu tak ingin nasib game-game tersebut sama seperti konsol rumah mereka dahulu.

Sekarang, mari kita berbicara tentang kemungkinan-kemungkinan. Apa yang terjadi seandainya, katakanlah, ada satu dari 3 konsol utama yang bersaing di pasaran mengumumkan pengunduran dirinya? Tentu kemungkinan terbesarnya adalah "transmigrasi bedol desa" berbagai game-game yang terkenal. Tujuannya sama seperti Sega, supaya eksistensi game-game tersebut tidak punah. Kalau perlu, game-game tersebut tak akan diproduksi untuk satu konsol saja alias menjadi multiplatform. Pada titik ini, eksklusifitas game akan menjadi turun.

Lantas, bagaimana bila perusahaan-perusahaan seperti Sega, Bandai, 3DO, Atari, serta SNK tetap memroduksi konsol hingga generasi ke tujuh? Pastinya, game-game produksi perusahaan mereka akan mempunyai kecenderungan kuat untuk menjadi eksklusif pada konsol tersebut saja. Apabila itu sampai terjadi, selain persaingan antar produsen konsol semakin ketat, gamer pun akan kebingungan ketika ingin memainkan game-game yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Katakanlah, bila ingin main King of Fighter XII, mau tak mau gamer harus memainkan (atau membeli) di konsol produksi SNK. Hal sama juga terjadi apabila gamer ingin memainkan game-game dari tv anime yang banyak dibuat oleh Bandai. Pada poin ini, eksklusifitas game akan menjadi semakin menggila.

Eksklusifitas membawa dampak berbeda bagi produsen dan konsumen game. Bagi produsen, semakin banyak produk eksklusif, perusahaan tersebut akan semakin mempunyai ciri khas tersendiri. Namun bagi konsumen, terutama yang menyukai banyak game dari konsol-konsol berbeda, harus menyiapkan uang lebih untuk menikmati game-game tersebut.

2 komentar:

  1. hoho..

    sebagian besar konsol jadul sudah menjadi barang langka. sekarang juga udah banyak menjamur emulator,

    emm..
    ada yang masi punya?

    boleh deh saya beli.. buat koleksi..

    BalasHapus
  2. hem..iya juga sih..udah banyak orang yang bikin emulator...thx to hacker..haha

    BalasHapus